Selama beberapa dekade, Muslim Brotherhood (Ikhwanul Muslimin) sering dipandang sebagai gerakan Islam politik yang moderat. Banyak pihak berharap organisasi ini bisa menjadi jembatan antara dunia Islam dan Barat. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu.
Muslim Brotherhood bukan hanya kelompok dakwah, melainkan gerakan politik dengan tujuan besar: membentuk sistem pemerintahan berbasis ideologi Islam politik. Mereka bergerak secara perlahan, melalui pendidikan, organisasi masyarakat, hingga lobi politik. Strategi ini sering disebut sebagai “jihad peradaban” — bukan dengan senjata, melainkan dengan pengaruh sosial dan politik.
Dampak di Israel
Di Israel, ancaman terasa nyata karena Hamas merupakan cabang dari Muslim Brotherhood. Dukungan ideologis dari organisasi induk ini memberi legitimasi pada aksi-aksi kekerasan Hamas. Hal ini membuat Israel menilai Brotherhood sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional.
Dampak di Eropa
Di Eropa, pengaruhnya lebih halus namun tetap berbahaya. Jaringan Brotherhood berperan dalam membentuk masyarakat paralel, mendorong radikalisasi pemuda, serta menyuburkan ujaran kebencian dan antisemitisme. Beberapa negara seperti Prancis dan Austria mulai membatasi aktivitas organisasi yang terkait dengan Brotherhood, bahkan ada seruan agar gerakan ini ditetapkan sebagai organisasi teroris.
Pesan Penting
Ancaman yang dibicarakan bukanlah terhadap Islam sebagai agama, melainkan terhadap gerakan politik yang menggunakan demokrasi untuk tujuan anti-demokrasi. Korban pertama dari ideologi ini justru sering kali adalah kaum Muslim sendiri — perempuan, minoritas, dan mereka yang menolak politik Islam.
Sumber: Why the Muslim Brotherhood is a threat to Israel and Europe - JNS.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar