07 November 2025

Wajah-Wajah Lain Ikhwanul Muslimin: Antara Dakwah, Politik, dan Tuduhan Ekstremisme

 Ikhwanul Muslimin (IM) adalah gerakan Islam transnasional yang berdiri sejak 1928 di Mesir. Dalam sejarahnya, IM telah berkembang menjadi jaringan global dengan cabang di berbagai negara. Namun, peran dan pendekatan masing-masing cabang sangat beragam—ada yang fokus pada dakwah dan pendidikan, ada pula yang terlibat dalam politik, bahkan dituduh mendukung kekerasan.

Sebuah laporan dari Foundation for Defense of Democracies (FDD) berjudul “Patient Extremism: The Many Faces of the Muslim Brotherhood” menyoroti dinamika IM di enam negara: Mesir, Yordania, Lebanon, Qatar, Sudan, dan Yaman. Berikut beberapa poin penting:

1. Mesir: Akar Gerakan dan Tuduhan Kekerasan

Sebagai tempat kelahiran IM, Mesir memiliki sejarah panjang hubungan naik-turun antara pemerintah dan IM. Setelah sempat berkuasa melalui Presiden Morsi (2012–2013), IM kembali ditekan dan dinyatakan ilegal. Pemerintah Mesir menuduh IM terlibat dalam kekerasan dan mendukung kelompok teroris, meskipun IM menyatakan komitmennya pada perjuangan damai.

2. Yordania: Dari Parlemen ke Penjara

Cabang IM di Yordania sempat meraih kemenangan politik melalui Partai Aksi Islam. Namun, pada 2025, pemerintah membubarkan organisasi ini dan menangkap anggotanya dengan tuduhan merencanakan aksi sabotase. IM membantah tuduhan tersebut dan menyatakan anggotanya bertindak atas dasar solidaritas terhadap Palestina.

3. Lebanon: Kerja Sama dengan Hamas dan Hizbullah

Di Lebanon, IM dikenal sebagai al-Jama’ah al-Islamiyah. Meski minoritas, mereka aktif dalam politik dan militer. Mereka menjalin hubungan erat dengan Hamas dan bahkan bertempur bersama Hizbullah melawan Israel dalam konflik 2023–2024.

4. Qatar: Patron Global

Qatar tidak memiliki cabang resmi IM, namun dikenal sebagai pendukung utama Hamas dan jaringan IM lainnya. Al Jazeera, media milik negara Qatar, sering dituding menyuarakan narasi pro-IM. Dukungan Qatar terhadap Hamas memicu ketegangan dengan negara-negara Teluk lainnya.

5. Sudan: Kembali ke Panggung Lewat Perang Saudara

Setelah kudeta militer 2021, kelompok Islamis termasuk IM kembali berpengaruh di Sudan. Mereka mendukung militer dalam perang saudara dan dituduh menerima bantuan dari Iran. Beberapa pemimpin IM di Sudan dikenai sanksi oleh AS dan Uni Eropa.

6. Yaman: Islah dan Warisan Zindani

Partai Islah di Yaman adalah kendaraan politik IM yang memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan. Beberapa tokohnya memiliki hubungan historis dengan al-Qaeda dan Hamas. Meski berada di pihak pemerintah, Islah dituduh berkolusi dengan kelompok Houthi dan mendukung serangan terhadap Israel.

Kesimpulan

Laporan ini menegaskan bahwa Ikhwanul Muslimin bukanlah entitas tunggal yang bisa diperlakukan dengan satu kebijakan. Setiap cabang memiliki konteks, strategi, dan dampak yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan terhadap IM harus disesuaikan dengan kondisi lokal dan bukti yang ada.

📚 Sumber: “Patient Extremism: The Many Faces of the Muslim Brotherhood,” Foundation for Defense of Democracies, 27 Oktober 2025. .

Muslim Brotherhood: Sejarah, Visi, dan Pengaruh Global

 Didirikan pada tahun 1928 oleh Hassan al-Banna di Mesir, Muslim Brotherhood (Ikhwanul Muslimin) lahir sebagai respons terhadap runtuhnya Kekhalifahan Ottoman dan sekularisasi yang dipimpin Mustafa Kemal Atatürk. Bagi al-Banna, hilangnya kekhalifahan adalah tragedi besar yang harus ditebus dengan membangun kembali tatanan Islam yang kuat dan menyeluruh.

Visi utama Brotherhood adalah mendirikan kembali kekhalifahan Islam yang lebih besar dan berpengaruh, berdasarkan prinsip bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga sistem pemerintahan, identitas nasional, dan pedoman hidup. Mereka memandang dunia terbagi menjadi dua: Dar al-Islam (wilayah Islam) dan Dar al-Harb (wilayah perang), dengan misi memperluas pengaruh Islam ke seluruh dunia.

Organisasi ini tidak bersifat tunggal. Cabang-cabangnya di berbagai negara memiliki pendekatan berbeda. Beberapa, seperti Hamas, menggunakan kekerasan yang mereka sebut sebagai “perlawanan,” sementara lainnya memilih jalur non-kekerasan demi strategi, bukan prinsip. Namun, semua tetap berpegang pada keyakinan bahwa pemerintahan yang sah harus tunduk pada syariat Islam.

Pengaruh Brotherhood meluas ke berbagai tokoh dan negara. Osama bin Laden dan Ayman al-Zawahiri memiliki keterkaitan dengan Brotherhood di awal karier mereka. Bahkan pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menerjemahkan karya ideolog Brotherhood, Sayyid Qutb, ke dalam bahasa Persia sebelum Revolusi Islam 1979.

Negara-negara seperti Qatar dan Turki mendukung Brotherhood secara aktif. Media seperti Al Jazeera disebut menyebarkan propaganda Brotherhood dan bekerja sama dengan media Barat seperti BBC dan PBS. Di sisi lain, negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain telah menetapkan Brotherhood sebagai organisasi teroris.

Kini, ada dorongan dari sejumlah politisi Amerika Serikat untuk menetapkan Muslim Brotherhood sebagai organisasi teroris asing. Langkah ini mencerminkan perubahan persepsi global terhadap gerakan yang selama hampir satu abad dianggap sebagai organisasi sosial keagamaan biasa.

Muslim Brotherhood bukan sekadar sejarah. Ia adalah gerakan ideologis yang terus berkembang dan beradaptasi, dengan pengaruh yang menjangkau lintas negara dan generasi.

Sumber: